Wonosobonews.com - Sebuah kawasan perdesaan yang terdiri dari desa-desa Menjer, Tlogo, Maron, Mlandi, dan Larangan Lor, baru-baru ini menggelar acara Sarasehan di Homestay Nirwana, Wonosobo, pada Selasa (29/10/2024). Acara ini merupakan momen penting bagi Margomarem dalam merayakan pencapaian lima tahun terakhir sekaligus merumuskan rencana strategis ke depan.
Sarasehan ini menggandeng berbagai pihak, seperti SHIRVANO Consulting, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), pemerintah, dan masyarakat sekitar. Melalui keterlibatan aktif dari berbagai pemangku kepentingan, acara ini mengusung tiga agenda utama: penutupan program Dana Padanan KedaiReka, peluncuran "Ensiklopedia Margomarem", serta evaluasi perkembangan Margomarem selama lima tahun terakhir.
Ayu Anisa, pendamping program dari SHIRVANO Consulting, menjelaskan capaian Dana Padanan KedaiReka tahun ini. Menurut Ayu, proyek ini berhasil merealisasikan sejumlah inisiatif penting, seperti pembangunan infrastruktur pariwisata di Margomarem. “Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur pariwisata di Margomarem,” ujarnya.
Berbagai kegiatan telah dilakukan melalui program tersebut, termasuk pemasangan papan petunjuk arah, pembangunan pusat informasi wisata, pembuatan situs web pariwisata, pengembangan paket wisata, penyusunan buku narasi kawasan, dan promosi pariwisata secara keseluruhan. “Program Dana Padanan KedaiReka sebenarnya merupakan kompetisi berbasis kolaborasi antara perguruan tinggi dan mitra,” tambah Ayu.
Seleksi program ini dimulai pada November 2023, di mana proposal SHIRVANO dan UMS berhasil lolos dan memperoleh pendanaan pada awal 2024. Proyek ini pun resmi berjalan pada Maret tahun ini.
Pada kesempatan yang sama, buku "Ensiklopedia Margomarem" juga diluncurkan. Buku ini merupakan panduan bagi wisatawan untuk lebih memahami budaya dan identitas kawasan Margomarem. Ditulis oleh pemuda setempat di bawah arahan UMS dan SHIRVANO Consulting, ensiklopedia ini diharapkan mampu menjadi jendela bagi pengenalan identitas serta potensi wisata Margomarem. “Ensiklopedia ini diharapkan memperkenalkan identitas dan potensi wisata Margomarem kepada wisatawan serta menambah wawasan masyarakat tentang desanya,” ungkapnya.
Agenda ketiga dalam sarasehan ini adalah evaluasi perkembangan kawasan Margomarem selama lima tahun terakhir. Acara ini juga dihadiri perwakilan dari Kemendes PDTT, Bappeda Jawa Tengah, Dispermades Jawa Tengah, serta organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya. Melalui diskusi bersama ini, diharapkan dapat tercipta evaluasi yang komprehensif atas capaian program sekaligus rencana pengembangan untuk lima tahun ke depan. Menurut Ayu, evaluasi ini sangatlah krusial untuk menilai hasil serta membentuk sinergi baru. “Semoga diskusi ini membuka peluang bagi sinergi lebih kuat dengan berbagai pihak untuk mendukung Margomarem ke depan,” harapnya.
Sarasehan ini menandai komitmen Margomarem dalam membangun kawasan perdesaan yang unggul, kreatif, dan berkelanjutan.