Wonosobonews.com - Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, mengapresiasi pelaksanaan fasilitasi kemitraan antara pelaku usaha besar dan UMKM di Wonosobo. Menurutnya, UMKM adalah penggerak utama ekonomi Indonesia.
"Pemerintah telah melaksanakan berbagai langkah strategis sebagai upaya mendorong terwujudnya investasi yang berkelanjutan dan berkeadilan, melalui terobosan yang memudahkan proses perizinan, pendirian dan pengembangan usaha," ujar Afif dalam acara Temu Bisnis dan Fasilitasi Kemitraan Pelaku Usaha Besar dan UMK yang diadakan oleh DPMPTSP dan HIPMI Wonosobo di Hotel Dafam.
Dalam acara ini, pembicara yang hadir antara lain Sekretaris Umum DPD HIPMI Jateng, Shoraya Lolyta Oktaviana, Ketua BPC HIPMI Wonosobo, Ika Andi Apriliana, serta Kepala DPMPTSP, Retno Eko Syafariyati. Afif mendorong pelaku usaha besar untuk mendukung UMKM Wonosobo melalui kemitraan yang dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan UMKM dan kesejahteraan masyarakat.
"Kepada para pelaku UMKM saya minta untuk dapat memanfaatkan kegiatan ini secara optimal. Tidak hanya sebagai upaya promosi, namun juga meningkatkan kemitraan jaringan usaha. Sehingga UMKM di Wonosobo dapat meningkatkan jangkauan usaha dan membawa berbagai implikasi positif terhadap perekonomian daerah," tegas Afif.
Data menunjukkan, UMKM berkontribusi hingga 61% terhadap PDB Indonesia dan menyerap 97% tenaga kerja nasional. Di Wonosobo sendiri, terdapat 31.881 unit UMKM yang mampu menyerap 108.049 tenaga kerja dan menyumbang Rp 2,7 triliun dari total PDRB Wonosobo sebesar Rp 23,3 triliun pada tahun 2023.
Pemerintah juga telah membuka peluang investasi melalui langkah-langkah strategis. Pertama, memberikan kemudahan legalitas bagi UMK melalui portal tunggal OSS. Kedua, mengalokasikan bidang usaha khusus untuk UMKM dan kewajiban bagi usaha besar untuk bermitra dengan UMKM. Ketiga, mewajibkan kemitraan antara perusahaan penanaman modal dalam negeri maupun asing dengan UMKM lokal. Keempat, mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pengelolaan usaha.
Shoraya Lolyta Oktaviana dari HIPMI Jateng menekankan pentingnya bagi UMKM untuk mengelola usaha secara profesional sebelum bermitra dengan usaha besar. "Jadi pelaku usaha itu pasti ada pengalaman jatuh bangun. Tidak boleh mengeluh dan harus tetap semangat. Hadapi segala sesuatu menjadi sebuah tantangan. Mulailah usaha dengan pasion yang ada dan bergerak dari lingkungan terdekat. Nanti dari usaha yang kecil, dengan kerja keras akan menjadi usaha yang besar," ujarnya.
Ketua BPC HIPMI Wonosobo, Ika Andy Apriliana, mengungkapkan pentingnya kolaborasi antara pelaku usaha besar dan UMKM untuk menciptakan wirausahawan baru di kalangan milenial. "Saat ini kan kebanyakan sarjana mencari kerja usai lulus kuliah. Maka kami ingin menyebarkan virus interpreunership pada generasi muda. Banyak peluang usaha di bidang UMKM yang bisa dilakukan. Mereka butuh di support dan banyak belajar dari pengusaha yang telah sukses. Membangun networking juga penting bagi pelaku usaha muda," katanya.
Kepala DPMPTSP Wonosobo, Retno Eko Syafariyati, melaporkan bahwa temu bisnis ini dihadiri oleh pelaku usaha besar seperti PT Bugasaru Flour Mills dan PT Akrab Sukses Mandiri, serta sekitar 50 UMKM lokal yang bergerak di bidang kuliner, fashion, dan kerajinan.