Kebanggaan Wonosobo dalam Kontes Nasional Sansevieria

Share this Post:
Standard Post with Image

Wonosobonews.com - Wakil Bupati Wonosobo, M. Albar, merasa bangga dengan adanya kontes nasional sansevieria di daerahnya. Dia mengingatkan bahwa Wonosobo pernah dikenal sebagai "Kota Bunga," meskipun saat ini bunga-bunganya tidak sebanyak dulu. "Wonosobo itu pernah dijuluki sebagai “Kota Bunga”. Tapi kini bunganya tidak banyak. Maka melalui kontes nasional sansevieria ini diharapkan dapat meneguhkan kembali Wonosobo sebagai “Kota Bunga," ujarnya.

Hal ini disampaikan saat membuka "Kontes Nasional Sansevieria Bupati Wonosobo Cup #1 2024" yang diselenggarakan oleh Konservasi Sansevieria Wonosobo Bersatu (KSWB) di Gedung Sasana Adipura. Acara tersebut diikuti oleh sekitar 300 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Sumatera, Kalimantan, Sidoarjo, Solo, Semarang, dan Wonosobo sendiri. Para peserta memamerkan koleksi sansevieria yang unik.

Albar juga mengapresiasi kebangkitan komunitas sansevieria di Wonosobo setelah sempat vakum karena pandemi Covid-19. Menurutnya, aktivitas komunitas ini dapat membantu pertumbuhan ekonomi daerah. "Daerah pegunungan ini merupakan tempat destinasi wisata alam. Tiap akhir pekan, jalur ke tempat wisata selalu macet. Jika di setiap sudut kota, tempat wisata atau pinggir jalan penuh tanaman bunga, maka bisa membuat senang dan nyaman wisatawan dengan pemandangan yang indah dan asri penuh bunga," katanya.

Ia juga mendukung agar kontes nasional sansevieria diadakan setiap tahun, karena semakin sering diadakan, semakin banyak sansevieria yang akan terjual dan dicari kolektor, memberikan keuntungan ekonomi bagi petani dan pelaku sansevieria di Wonosobo.

Ketua Asosiasi Sansevieria Indonesia (Asindo), Kahar, menambahkan bahwa Asindo didirikan di Solo pada 20 November 2021, tetapi deklarasinya baru dilakukan beberapa bulan kemudian di Wonosobo, yang memiliki sejarah penting bagi Asindo. "Petani dan pelaku sansevieria di Wonosobo cukup banyak. Daerah pegunungan ini juga sangat potensi untuk pengembangan tanaman sansevieria di masa yang akan datang. Cuaca atau iklim pegunungan sangat cocok untuk budidaya tanaman sansevieria," katanya.

Ketua KSWB Wonosobo, Rofik Aziz, menyatakan bahwa Wonosobo adalah penghasil sansevieria terbesar di dunia dan setiap tahun ditemukan varietas baru dengan keunikan tersendiri. Pemerintah Kabupaten Wonosobo juga sangat mendukung pengembangan sansevieria sebagai bagian dari ekonomi kreatif daerah.

Muhammad Rifki Fajar, salah satu tim pemasaran sansevieria, menambahkan bahwa produk sansevieria Wonosobo telah diekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Amerika Serikat, Rusia, Thailand, dan beberapa negara di Eropa. Dalam satu kali ekspor, bisa mengirim 500-700 sansevieria yang siap dinikmati para kolektor. Dia juga menjelaskan bahwa pengiriman ekspor dilakukan dengan standar internasional dan telah ada kesepakatan dengan Pos Indonesia. Diharapkan petani dan pelaku sansevieria di Wonosobo akan terus berkembang sehingga bisa melayani pasar lokal maupun internasional.

Share this Post: