Wonosobonews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Wonosobo menyampaikan bahwa inflasi di Kabupaten Wonosobo pada bulan Agustus 2024 masih terkendali dan bahkan mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini disampaikan oleh BPS Wonosobo pada Senin, 2 September 2024, dalam acara Penyampaian Berita Resmi Statistik yang berlangsung di aula BPS Wonosobo.
Selama acara tersebut, diumumkan bahwa pada Agustus 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 1,28 persen di Kabupaten Wonosobo, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,77. Kepala BPS Wonosobo, Mustakim, menjelaskan bahwa harga berbagai komoditas pada bulan Agustus 2024 secara umum mengalami penurunan.
Menurut pemantauan BPS, inflasi year on year terjadi karena kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran, seperti makanan, minuman, dan tembakau yang naik sebesar 2,72 persen, pakaian dan alas kaki sebesar 0,9 persen, kesehatan sebesar 0,49 persen, transportasi sebesar 0,77 persen, serta rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,44 persen.
“Selanjutnya kelompok pendidikan sebesar 0,04 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,08 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,21 persen,” jelas Mustakim.
Sebaliknya, deflasi year on year terjadi pada beberapa kelompok pengeluaran, yaitu perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang turun sebesar 1,11 persen, perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,58 persen, serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun sebesar 0,14 persen.
BPS Wonosobo secara rutin merilis berita statistik setiap bulan, termasuk angka inflasi, tingkat hunian kamar, dan angka transportasi, yang sangat penting untuk sektor pariwisata di Wonosobo. Data yang dihasilkan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk perencanaan pembangunan.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Wonosobo, One Andang Wardoyo, mengingatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk selalu memperbarui dan memperhatikan data-data statistik yang dirilis oleh BPS, seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, nilai tukar petani, pariwisata, dan transportasi.
“Data sangat penting diperhatikan sebagai indikator dalam menentukan berbagai program kebijakan dan pembangunan di Wonosobo. Data ini sebagai sinyal yang memandu kita dalam bekerja supaya lebih efektif ke depannya,” ungkap Andang.
Ia juga memberikan apresiasi kepada BPS atas upayanya dalam merilis indikator statistik secara berkala, yang sangat penting bagi pemerintah daerah sebagai pusat rujukan data. Indikator yang dirilis ini diharapkan dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan yang lebih baik, guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
“Rilis berkala ini adalah upaya BPS untuk mendiseminasikan data kepada pengguna, agar data tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan. Hasil rilis statistik, khususnya mengenai inflasi dan indeks harga konsumen, diharapkan dapat membantu merumuskan kebijakan yang tepat,” pungkas Andang.