Bprnews.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Wonosobo mengakui kesulitan yang dihadapi dalam penanganan sampah di daerah tersebut. Kepala DLH, Endang Lisdiyaningsih, bahkan memprediksi bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Wonorejo akan tutup operasi hanya dalam waktu satu tahun ke depan.
Endang menjelaskan bahwa DLH sangat kesulitan menangani perkara sampah, terutama karena TPA harus menampung hingga 120 ton sampah setiap harinya. Kapasitas TPA telah melebihi batasnya, dan saat ini, DLH menghadapi kendala dalam menyelesaikan masalah sampah.
"Perkara sampah ini sangat sulit. Karena ada banyak hal yang harus diselesaikan," ungkapnya.
TPA Wonorejo, yang terletak di Desa Wonorejo, Kecamatan Selomerto, memiliki luas lahan sekitar 2,9 hektar. Saat ini, luasan tersebut telah terisi sebagian besar oleh sampah yang terus menumpuk. Hal ini menjadi masalah, mengingat ada ketentuan ketinggian sampah maksimal hanya 30 meter dari dasar tanah.
Meskipun pemerintah telah memperketat pengaturan dan membatasi masalah sampah yang masuk, namun hal tersebut masih dinilai kurang efektif. Sekitar 106 desa masih menjadi prioritas dalam membuang sampah ke TPA, dan masyarakat tetap mengandalkan TPA sebagai satu-satunya solusi mengatasi sampah.
"Yang prioritas itu 106 desa yang membuang sampah di TPA, sekitar 60 persen dari seluruh desa yang ada," ungkap Endang.
DLH Wonosobo menghadapi kesulitan karena keterbatasan lahan di TPA Wonorejo. Jika TPA ini sudah tidak beroperasi, tidak ada lahan lagi yang bisa digunakan untuk menampung sampah. Oleh karena itu, mereka mendesak perhatian bersama dalam menangani persoalan sampah ini dan mendorong kesadaran masyarakat untuk meminimalkan pembuangan sampah yang bisa dimanfaatkan kembali.