Wonosobonews.com - Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Wonosobo untuk menyelenggarakan pelatihan pendidikan yang berfokus pada perubahan mindset dan kesadaran diri kepada guru dan kepala sekolah se-kabupaten Wonosobo.
Workshop ini merupakan dampak dari acara Badan Belajar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah yang mengundang Founder GSM, Muhammad Nur Rizal. Lebih dari enam ribu guru penggerak mendengarkan paparan Rizal, terutama narasi tentang pendidikan yang memanusiakan manusia.
“Sejatinya, dunia pendidikan adalah permainan infinite. Pendidikan telah berlangsung selama berabad-abad, dengan guru dan siswa yang silih berganti. Namun, saat ini mindset yang kita miliki masih terpaku pada permainan finite. Sehingga kita terobsesi untuk menjadi yang terbaik dalam berbagai hal di dunia pendidikan seperti kompetisi nilai, mengejar karir, sehingga terjebak dalam suasana formalisme dan urusan administratif,” ujar Rizal.
“Medan pendidikan yang infinite diperlakukan dengan finite berakibat pemain bermain untuk menang, padahal tidak ada aturan kemenangan yang pasti dalam permainan. Itulah yang terjadi pada guru di Indonesia saat ini,” tambah Rizal.
Workshop di Wonosobo ini merupakan bagian dari perluasan perubahan yang melibatkan Kepala Dinas Pendidikan secara langsung dalam mengawal transformasi pendidikan. Workshop berlangsung selama empat hari dan diikuti oleh lebih dari 200 guru dan kepala sekolah se-kabupaten Wonosobo.
Pada workshop tersebut, Rizal menjelaskan konsep permainan finite dan infinite dalam konteks pendidikan di Indonesia. Ia menyatakan bahwa pendidikan seharusnya diperlakukan sebagai permainan infinite yang tidak memiliki aturan kemenangan yang pasti.
Rizal memberikan langkah-langkah konkret kepada peserta agar menjadi pemain infinite dalam dunia pendidikan, seperti membangun tujuan mulia, mencari inspirasi untuk perbaikan, dan membangun komunitas atau tim.
“Pertama, penting untuk membangun tujuan mulia yang visi dan semangatnya lebih besar dari diri sendiri, agar dapat menggerakkan orang lain dalam mendukung tujuan tersebut. Kedua, temukan inspirasi yang dapat mendorong perbaikan daripada kompetisi. Ketiga, membangun komunitas atau tim yang saling percaya akan menciptakan ekosistem agar anggotanya berkembang secara alami dan menjadi versi terbaik bagi mereka,” ucap Rizal.
Workshop ini muncul dari kesadaran Kepala Dinas Pendidikan Wonosobo yang ingin mengajak seluruh guru dan kepala sekolah di lingkungan tersebut untuk bertransformasi dan membentuk komunitas GSM di Wonosobo. Kepala Dinas Pendidikan Wonosobo, Tono Prihatono, menyatakan dukungannya terhadap terbentuknya GSM di Wonosobo.
“Saya suka dengan apa yang disampaikan Pak Rizal. Banyak rekan guru yang antusias untuk ikut GSM. Karena alur dan materi workshopnya membangunkan kesadaran diri mereka untuk menjadi pendidik sejati. Disini jiwa atau ruh pendidikan terasa selama workshop berlangsung. Kami sebagai dinas siap mendukung terbentuknya GSM di Wonosobo,” ucap Tono Prihatono sebagai Kepala Dinas Pendidikan Wonosobo.