Wonosobonews.com - Desa Krinjing di Kecamatan Watumalang terus berbenah dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Berbagai program mitigasi dan adaptasi telah dijalankan, dengan fokus pada konservasi mata air, pengelolaan sampah, dan pengembangan ekowisata.
Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Dusun Krinjing, Warmono, menjelaskan bahwa kolaborasi antara warga dan pemerintah menjadi kunci keberhasilan. Krinjing memiliki lebih dari 50 mata air yang sangat vital untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
“Kami melarang penebangan pohon di area sekitar mata air. Aturannya memang belum berbentuk peraturan desa (perdes), tapi sosialisasi terus dilakukan dari mulut ke mulut,” ujarnya.
Selain menjaga mata air, desa ini aktif melakukan reboisasi. Dengan dukungan pemerintah melalui program Kebun Bibit Rakyat (KBR), warga setiap tahun menanam 30.000 hingga 35.000 bibit pohon di lahan kritis. Jalan-jalan di desa juga dipercantik dengan tanaman hias seperti pucuk merah dan cemara, yang memperkuat estetika dan konservasi.
Desa Krinjing menjadi contoh baik dalam pengelolaan sampah. Pedagang rongsok membantu memilah sampah, termasuk plastik, logam, dan sampah organik. Sampah organik diolah menjadi kompos untuk pupuk pertanian, sedangkan sampah anorganik didaur ulang dan dijual kembali. Selain itu, desa ini memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari sebagai bagian dari strategi adaptasi iklim.
Desa Krinjing juga mengembangkan ekowisata di kawasan Gunung Bisma.
“Jalur pendakian dan pemandangan alam di Gunung Bisma menjadi daya tarik utama. Ekowisata ini tak hanya membawa wisatawan, tetapi juga mendorong masyarakat agar lebih peduli pada kelestarian alam,” jelas Warmono.
Atas berbagai inovasi lingkungan, Desa Krinjing berhasil meraih penghargaan Program Kampung Iklim (ProKlim) Utama dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2021. Trofi ini hanya diberikan kepada dua desa di Wonosobo, yakni Krinjing dan Welahan.
Warmono menambahkan bahwa mereka sedang merancang peraturan desa untuk menjaga lingkungan. “Kami sedang merancang perdes agar warga tidak menebang pohon di area mata air dan tidak membuang sampah di sungai,” katanya.
Langkah ini diharapkan dapat memastikan keberlanjutan program lingkungan dan memberikan manfaat bagi masyarakat dalam jangka panjang.