Wonosobonews.com - Dalam langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah sektor pertanian, khususnya tembakau, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distabun) Jawa Tengah meresmikan Unit Pengolahan Hasil (UPH) dan korporasi tembakau pertama di Kabupaten Wonosobo, Rabu 04 Desember 2024. Peresmian yang berlangsung di Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, ini dihadiri oleh Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar.
Dalam sambutannya, Albar menekankan pentingnya inovasi melalui kehadiran UPH tembakau sebagai solusi untuk mengurangi ketergantungan petani pada komoditas lain seperti kentang, yang harganya sering fluktuatif. “UPH tembakau ini menjadi peluang bagi petani untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas produksi tembakau. Tembakau Swating dari Desa Tieng sudah terkenal sejak lama, dan sekarang saatnya bangkit untuk mensejahterakan para petani,” ujar Albar usai meresmikan Gedung UPH, Kios Tembakau Swating, dan menghadiri sesi pembinaan penyuluhan pertanian.
Dengan dukungan modal dari Bank Jateng dan fasilitas infrastruktur memadai, program ini diharapkan mampu memperkuat perekonomian Desa Tieng. Melalui CV Dieng Arga Maju, pemerintah optimis bahwa inisiatif ini akan menjadi tonggak baru dalam meningkatkan kesejahteraan petani tembakau di kawasan tersebut.
Kepala Distabun Jawa Tengah, Supriyanto, menjelaskan bahwa pembangunan UPH tembakau ini merupakan bagian dari program pemberdayaan petani yang didanai melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Jawa Tengah. Di antara fasilitas yang disediakan adalah alat rigen untuk mendukung proses pemanggangan dan pengeringan tembakau, sehingga kualitas hasil panen dapat lebih terjamin.
“Kami melihat potensi besar di Desa Tieng, terutama semangat masyarakatnya, baik pemerintah desa maupun kelompok tani. Oleh karena itu, kami mendirikan UPH tembakau ini untuk mendukung mereka,” jelas Supriyanto.
Selain fasilitas pengolahan, Distabun juga memperkenalkan konsep korporasi petani tembakau. Melalui sistem ini, para petani disatukan dalam kelompok untuk menciptakan ekosistem pertanian yang lebih terorganisir dan kuat. Distabun bekerja sama dengan PT Lampion Agrikultura Indonesia dalam memberikan pelatihan mengenai praktik pertanian terbaik (Good Handling Practices/GHP) serta strategi pemasaran produk tembakau.
“Para petani akan terus kami dampingi. Mulai dari proses penanganan hasil panen hingga pemasaran produk, semua akan kami dukung agar produk tembakau Desa Tieng bisa bersaing di pasar nasional,” lanjut Supriyanto.
Sebagai bagian dari strategi pemasaran, Distabun juga membantu petani dalam pengurusan cukai rokok untuk tembakau Desa Tieng agar produk mereka dapat dipasarkan lebih luas.
Program UPH tembakau ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk memberikan solusi jangka panjang bagi tantangan yang dihadapi petani. Dengan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, Desa Tieng diharapkan menjadi contoh sukses pengelolaan hasil pertanian yang memberikan dampak nyata pada kesejahteraan petani dan masyarakat secara keseluruhan.