wonosobonews.com - Di Kabupaten Wonosobo, warung lotek legendaris telah menjadi langganan pejabat-pejabat hingga orang dari luar kota. Terletak tidak jauh dari pusat kota Wonosobo, tepatnya sekitar 100 meter ke arah barat dari Kantor Kejaksaan Negeri Wonosobo lama, warung sederhana ini telah menjadi ikon kuliner di daerah tersebut. Dikenal sebagai Lotek Brukmenceng, warung ini sudah berdiri sejak tahun 1965 dan menjadi warisan dari Mbah Jami.
"Bu Jami sudah di rumah terus karena sudah tua, usianya 85 tahun," ungkap Eni, anak Mbah Jami yang sekarang mengelola warung tersebut.
Warung ini tetap mempertahankan resep otentik dari Mbah Jami, terutama dalam pembuatan bumbu lotek yang kental dan disiapkan langsung saat ada yang memesan. Berbeda dengan lotek lainnya, bumbu di sini terasa lebih medok dan gurih, tanpa menggunakan bumbu penyedap tambahan.
Pembeli setia warung ini, seperti Dewi, menyatakan kepuasannya atas kualitas dan cita rasa lotek yang unik. "Sering beli di sini, sayurnya segar-segar, cocok untuk yang diet dan suka sayur seperti saya," ujarnya.
Satu porsi lotek di warung ini berisi berbagai sayuran rebus, seperti kubis, kacang panjang, toge, lontong, tahu, timun, dan kerupuk, dengan harga Rp 15.000 per porsi. Warung ini juga menyediakan rujak sebagai alternatif menu.
Meskipun harganya telah meningkat dari Rp 600 sejak didirikan, warung lotek ini tetap ramai dengan penjualan hingga 200 porsi setiap harinya. Terbuka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 16.00, Lotek Brukmenceng terus menjadi destinasi kuliner favorit di Wonosobo bagi pecinta lotek yang mencari cita rasa otentik dan khas.