Wonosobonews.com - Universitas Diponegoro (UNDIP) berhasil menciptakan teknologi D’Ozone, sebuah inovasi untuk membantu petani sayuran di Kabupaten Wonosobo menjaga kualitas hasil pertanian mereka. Teknologi ini memungkinkan petani memperpanjang masa simpan sayuran berumur pendek, seperti cabai dan tomat, hingga dua bulan. Inovasi ini dikembangkan oleh para ilmuwan dosen UNDIP untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura.
Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, mengungkapkan bahwa pemanfaatan teknologi D’Ozone merupakan bukti nyata kontribusi UNDIP untuk masyarakat, sesuai dengan tagline "UNDIP Bermanfaat." Ia berharap teknologi ini dapat diimplementasikan lebih luas dengan dukungan Pemerintah Daerah, serta berlanjut dengan kegiatan KKN Tematik di wilayah tersebut.
Mewakili Bupati Wonosobo, Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Wonosobo, Mohamad Riyatno, mengapresiasi inisiatif ini dan berkomitmen untuk memperluas penggunaan teknologi D’Ozone ke desa-desa lain, dengan tujuan meningkatkan hasil pertanian secara keseluruhan. Teknologi ini juga diharapkan dapat memberikan solusi untuk penyimpanan hasil holtikultura dalam skala besar.
Direktur Utama PT. Dipo Technology, Azwar, S.E., M.M., menjelaskan bahwa teknologi ini dapat membantu petani mengatasi masalah rendahnya harga hasil panen dengan menunda waktu penjualan hingga harga kembali normal. Produk hortikultura yang melalui proses ozonisasi menjadi lebih segar, sehat, dan higienis, serta lebih rendah pestisida.
Penemu teknologi D’Ozone, Prof. Dr. Muhammad Nur, DEA, dari Center for Plasma Research UNDIP, menjelaskan bahwa D’Ozone menggunakan teknologi Nano Microbubble untuk melarutkan ozon ke dalam air, yang efektif membunuh bakteri dan menghilangkan pestisida dari sayuran. Produk yang telah diolah dengan D’Ozone diberi merek Agrozone dan telah terdaftar secara resmi.
Petani di Wonosobo, seperti Among Tani Dwi Haryanto, sudah merasakan manfaat teknologi ini, yang memungkinkan mereka untuk menyimpan hasil panen saat harga turun dan menjualnya saat harga membaik. Selain di Wonosobo, teknologi D’Ozone juga telah digunakan oleh petani di Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Kalimantan.
Teknologi ini menunjukkan kolaborasi yang kuat antara akademisi, industri, pemerintah, dan komunitas, serta diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan nasional dan membantu mengurangi kemiskinan di Indonesia. Sebagai bagian dari inisiatif ini, peluncuran Ozonisasi Produk Sayuran Petani Wonosobo akan dilakukan pada Kamis, 12 Desember 2024, di Dusun Reco, Desa Reco, Kecamatan Kertek, Wonosobo.