Pesatnya Perkembangan Industri Carica di Dieng Wonosobo

Share this Post:
Standard Post with Image

Wonosobonews.com - Carica adalah salah satu produk minuman khas unggulan Kabupaten Wonosobo, selain Mi Ongklok. Industri pengolahan buah yang hanya ada di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, ini saat ini berkembang pesat. Namun, siapa sangka buah carica (dibaca karika) ini awalnya tidak dilirik oleh petani di sekitar Dieng, meskipun tanaman ini menjadi khas karena hanya tumbuh di kawasan tersebut.

Sri Endarwati, pemilik UD Alam Lestari yang memproduksi Exotic Carica, merupakan salah satu pelopor industri buah carica di wilayah Dieng. Ada sejarah berliku saat membangun industri rumahan buah yang memiliki rasa unik antara nanas dan markisa ini. "Awalnya itu saat suami saya menjabat Kepala Desa Dieng (Kecamatan Kejajar) pada tahun 2007-2013. Saat itu kan awal-awal munculnya gas elpiji. Nah, kami kepikiran kenapa nggak menanam pohon carica, hasilnya bisa untuk beli gas elpiji. Kami mengajak teman-teman kelompok tani di Kalilembu Dieng bekerja sama dengan Perhutani, karena lahan untuk pengembangan pohon carica ada di kawasan hutan Perhutani," papar Endar.

Selain itu, Endar bersama sejumlah aktivis lingkungan hidup juga mengedukasi masyarakat Desa Dieng agar bisa mengalihkan tanaman di luar kentang. Ia mengakui, selama ini tanaman kentang menjadi dominasi utama lahan pertanian bagi petani Dieng. "Memang selama itu di dataran tinggi Dieng didominasi jenis tanaman kentang. Tanaman kentang kalau dari sisi lingkungan banyak merusak lahan. Karena itu, ada gerakan edukasi agar lahan-lahan di Dieng ini ditanami tanaman atau pohon yang produksi dan aman bagi kelestarian lingkungan dalam jangka panjang," tuturnya. "Awalnya saya juga hanya menanam kentang, tapi setelah diberikan pengarahan mengenai potensi tanaman carica, akhirnya saya memilih Carica sebagai tanaman utama," sambung Endar.

Endar mengaku saat itu yakin bahwa budidaya tanaman carica bisa menyejahterakan kehidupan petani. "Saya yakin ini akan menjadi usaha yang bisa berkembang bagus. Soalnya, carica ini unik, rasanya seperti nanas bukan, mirip markisa juga tidak dan hanya ada di kawasan Dieng. Sekarang ini kan terbukti makin berkembang pesat menjadi oleh-oleh khas Dieng atau Wonosobo," lanjut Endar, saat ditemui di kios Exotic Carica 2 di Desa Patak Banteng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo.

Saat ini, ibu dua anak itu mulai menikmati perjuangannya dalam mengedukasi masyarakat petani dan ibu-ibu rumah tangga di Dieng agar beralih menanam dan mengolah buah carica. "Saya sejak dulu, jika mau ada masyarakat yang ingin belajar cara membuat minuman Carica ini, saya kasih tahu lengkap, semua resep tak kami tutup-tutupi, bagaimana proses awalnya sampai pengemasannya," ucapnya.

Perkembangan industri oleh-oleh khas Carica di Dieng pun tumbuh pesat. Ratusan industri Carica kini bertebaran di kawasan Plateau Dieng. Menjadi salah satu pelopor perkembangan produsen minuman Carica disikapi Sri Endar dengan biasa saja. Perempuan paruh baya yang sempat mengenyam pendidikan di SMA Muhammadiyah 1 (Muhi) Yogyakarta ini hanya berkomitmen menjaga cita rasa produk Carica bermerk Exotic. "Saya hanya ingin menjaga kualitas produk. Sebab, dengan menjaga kualitas cita rasa ini sekaligus menjaga kualitas produk khas Dieng. Mudah-mudahan ini bisa diikuti semua produsen, saya berharap begitu, bisa menjaga kualitas rasa. Tak hanya pada proses pembuatannya, tapi juga penempatan di toko misalnya. Karena kemasan plastik, jika terkena panas matahari kan akan mengubah rasa," jelasnya.

Ia pun memasarkan produk Caricanya hanya di dua gerai toko yang dimilikinya, yakni berada di Dusun Patakbanteng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo. "Tidak, saya tidak menitipkan produk kami di tempat lain. Pun di Kota Wonosobo atau kota-kota lain. Untuk yang pesan dari kota lain, bisa via online akan kami kirim. Ini tak lain agar orang datang berwisata ke Dieng langsung ke toko kami. Tak hanya beli, pengunjung atau pembeli bisa lihat langsung proses produksi Exotic Carica," ujarnya.

Sekadar diketahui, Sri Endar mampu memproduksi Exotic Carica sebanyak 4 sampai 6 kuintal buah carica setiap hari untuk kebutuhan dua gerai tokonya. Jika dihitung per biji kemasan, bisa mencapai 4.000-5.000 pcs dalam bentuk cup ukuran kecil. "Alhamdulillah, kita juga menampung hasil olahan UMKM masyarakat Dusun Patakbanteng, namun di luar Carica. Pengembangan kami untuk Carica ada varian minuman nanas madu dan terong Belanda dipadukan dengan buah Bit," tambah Endar.

 

Share this Post: