Pengembangan Tanaman Rami di Wonosobo untuk Bahan Tekstil dan Dekorasi

Share this Post:
Standard Post with Image

Wonosobonews.com - Tanaman rami, yang belum banyak dikenal luas, ternyata dapat diolah menjadi serat alami sebagai bahan baku tekstil. Di Wonosobo, Wibowo Ahmad, yang akrab dipanggil Bowo, berhasil merintis pembuatan serat dari tanaman rami ini. Rami merupakan tanaman perdu dengan nama latin Boehmeria nivea L. Gaud, yang tingginya sekitar 1-2 meter. Uniknya, tanaman ini bisa hidup hingga 5-8 tahun dan dipanen setiap dua bulan dengan perawatan yang baik.

Bowo telah mengembangkan tanaman ini menjadi bahan baku untuk dekorasi rumah. Selain itu, ia juga mengolah serat rami menjadi serat halus yang sedang dipersiapkan untuk produksi besar-besaran sebagai bahan tekstil. Serat rami memiliki beberapa keunggulan, seperti daya serap yang 8 kali lebih tinggi daripada kapas, ketahanan terhadap cuaca, serta ramah lingkungan. Namun, serat ini tidak bisa digunakan secara mandiri dalam tekstil dan perlu dicampur dengan serat lain, seperti rayon atau katun, agar lebih kuat.

Bowo menjelaskan bahwa rami sudah ada di Wonosobo sejak 1999. Meski usahanya sempat berhenti pada 2010, ia terus gigih melanjutkannya dan kini berhasil mengembangkan rami selama hampir 25 tahun. Ada tiga model pengembangan yang digunakan Bowo: mengelola sendiri, bekerja sama dengan petani, serta berbagi hasil dengan petani yang menyediakan lahan.

Saat ini, ia memiliki 25 hektare lahan rami dan menargetkan 50 hektare pada tahun depan. Setelah dipanen, tanaman rami diolah melalui proses pemisahan kulit batang, perendaman, dan penjemuran sebelum dikirim untuk diproses lebih lanjut. Bowo mampu memproduksi 1-2 ton rami per hari, setara dengan 40-80 kilogram serat, dengan produksi bulanan mencapai 2,5-3 ton tergantung cuaca.

Usaha Bowo kini mempekerjakan sekitar 60 orang dan bermitra dengan 1.000 orang di berbagai desa serta 50 petani. Sekitar 90 persen produk akhirnya diekspor ke luar negeri, dengan omset tahunan mencapai 5-6 miliar rupiah. Meskipun tantangan seperti agroklimat dan permintaan besar dari Jepang, Korea, dan Cina masih ada, Bowo tetap fokus pada pengembangan yang sedang berjalan.

Konsistensi Bowo dalam mengolah rami telah menarik perhatian banyak pihak. Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, bahkan pernah mengunjungi tempat pengolahan rami milik Bowo di Desa Simbang, Kecamatan Kalikajar, Wonosobo.

 

Share this Post: