Kepemimpinan Adaptif di Era Ekonomi Digital, Bank Wonosobo Hadapi Tantangan Global

Share this Post:
Standard Post with Image

Wonosobonews.com - Kondisi ekonomi global yang tidak stabil memberikan dampak signifikan hingga tingkat daerah, termasuk sektor perbankan. Bank Wonosobo dihadapkan pada tantangan besar untuk segera mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh dan strategi bisnis yang adaptif guna bertahan di era digital ini.

Komisaris Bank Wonosobo, One Andang Wardoyo, menekankan pentingnya kepemimpinan yang cepat dan tepat dalam menghadapi situasi ini. Dalam acara "Pendidikan Strategi dan Motivasi Kepemimpinan di Era Digital" yang diadakan di Eagel Hotel, Andang menyampaikan bahwa tantangan ekonomi global memerlukan pemimpin yang mampu membuat keputusan strategis dengan risiko minimal dan dampak maksimal. "Perekonomian global sedang tidak dalam kondisi yang baik. SDM kita siap menghadapi situasi ini dengan kompetensi dan kepemimpinan yang kuat," jelasnya.

Menurut Andang, inovasi dalam pengambilan keputusan menjadi kunci keberhasilan, terutama dalam kondisi ekonomi yang penuh risiko. Ia juga mengingatkan pentingnya memperhatikan perkembangan ekonomi di berbagai tingkat, baik global, nasional, maupun daerah. "Tidak semua keputusan pimpinan akan disukai, tapi harus memilih keputusan dengan risiko terkecil yang memberikan dampak terbesar," tegasnya.

Andang juga menekankan pentingnya kehati-hatian dalam pemberian kredit. Bank Wonosobo, menurutnya, tidak boleh hanya fokus pada target bisnis, tetapi juga harus selektif dalam memilih nasabah kredit yang berkomitmen. "Jangan sampai salah mengambil langkah. Kredit harus diberikan kepada pihak yang berkomitmen, bukan sekadar mengejar target," tambahnya.

Direktur Umum dan Kepatuhan Bank Wonosobo, Galih Pambajeng, turut memberikan pandangan tentang dampak deflasi yang belakangan ini mulai memengaruhi sektor usaha, terutama UMKM. "Pertumbuhan kredit di sektor konsumtif memang masih ada, tetapi untuk UMKM menurun drastis. Orang cenderung menahan diri dalam mengambil kredit karena kondisi usaha yang lesu," ungkapnya.

Menurut Galih, ketidakpastian ekonomi di tingkat global, nasional, dan regional menjadi salah satu penyebab utama menurunnya permintaan kredit. Masyarakat cenderung beralih ke aset yang lebih aman, seperti emas, daripada melakukan investasi melalui kredit.

"Ini adalah fenomena yang kita hadapi saat deflasi, tetapi kami di Bank Wonosobo tetap optimistis. Kami akan terus menghadapi tantangan ini dengan mempersiapkan SDM yang unggul," tegasnya. Galih menambahkan bahwa Bank Wonosobo berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui pengelolaan risiko yang bijak dan pengembangan SDM yang kompeten.

Dengan komitmen terhadap SDM unggul dan kepemimpinan adaptif, Bank Wonosobo berharap dapat bertahan dan bahkan berkembang di tengah tantangan ekonomi digital yang terus berubah.

Share this Post: