wonosobonews.com - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Wonosobo, Supriyadi, mengumumkan bahwa angka kemiskinan di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, mengalami penurunan pada tahun 2023, turun menjadi 15,58 persen dari 16,17 persen pada tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan pergeseran posisi Kabupaten Wonosobo dari peringkat 34 menjadi peringkat 33 di Provinsi Jawa Tengah.
"Sejak tahun 2019, kita berada di posisi 34. Tahun 2023, kita naik ke peringkat 33 di Jawa Tengah," ungkap Supriyadi.
Pada tahun 2023, Pemerintah Kabupaten Wonosobo berhasil mencapai target angka kemiskinan yang berkisar antara 14,75 hingga 15,62 persen. Sementara untuk tahun 2024, pemerintah menargetkan angka kemiskinan turun menjadi antara 14,5 hingga 15,08 persen.
Supriyadi menjelaskan bahwa untuk memperoleh data kemiskinan yang akurat, pemerintah setempat telah melakukan verifikasi ulang data mikro P3KE dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) guna memastikan relevansinya dengan kondisi riil di Kabupaten Wonosobo.
"Dari hasil verifikasi tersebut, beberapa desa telah menetapkan sasaran penanggulangan kemiskinan ekstrem di wilayahnya, dengan Kecamatan Kepil dan Kertek masih menjadi wilayah dengan jumlah penduduk miskin ekstrem tertinggi," jelasnya.
Selain itu, beberapa kecamatan bahkan telah berhasil mengangkat seluruh penduduk miskin ekstrem menjadi kategori miskin, menunjukkan progres dalam penurunan kemiskinan.
Untuk mengurangi angka kemiskinan, Kabupaten Wonosobo telah melaksanakan berbagai program, termasuk Gerakan Entaskan Kemiskinan Menuju Sejahtera (Gerimis Mesra) yang melibatkan kolaborasi multipihak dan berbagai program bantuan sosial seperti bantuan bagi lansia, balita stunting, dan keluarga miskin.
"Program ini akan terus dilanjutkan pada tahun 2024 dengan harapan dapat membawa dampak positif yang lebih besar terhadap penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Wonosobo," tutupnya.