Kukuh Hariyawan, Seorang Desainer Kebaya dari Wonosobo yang Mendunia

Share this Post:
Standard Post with Image

Wonsobonews.com - Kukuh Hariyawan, seorang perancang busana terkenal asal Wonosobo, telah berhasil membawa kebaya tradisional hingga ke panggung internasional. Kebaya Adhikari, karyanya yang terkenal, telah tampil dalam berbagai peragaan busana di luar negeri, mulai dari Malaysia hingga Prancis. Bahkan, kebaya rancangannya juga telah terjual hingga ke Amerika Serikat.

Kukuh bukan hanya dikenal di luar negeri, tetapi juga di dalam negeri. Banyak karyanya yang dikenakan oleh artis-artis terkenal Indonesia seperti Iis Dahlia, Trio Macan, Happy Asmara, Fitri Carlina, dan Catherine Wilson. Dengan reputasi yang begitu tinggi, tak heran jika harga kebayanya mencapai puluhan juta rupiah, dan menjadi incaran para pecinta kebaya.

Sebagai putra asli Wonosobo, Kukuh berkomitmen untuk berkontribusi bagi daerahnya. Di Kecamatan Selomerto, Wonosobo, ia terus memproduksi kebaya dengan melibatkan masyarakat sekitar. "Total ada 12 orang yang membantu saya baik pasang payet ataupun jahit. Itu semua ibu-ibu yang umurnya sudah di atas 40 tahun dan mereka tidak memiliki ijazah. Saya sengaja agar bisa memberdayakan mereka," jelasnya.

Kukuh memiliki tekad kuat untuk mengembangkan kebaya menjadi busana yang digemari oleh anak muda. Saat ini, ia mulai merambah ke model kebaya kasual yang bisa dikenakan oleh siapa saja dan kapan saja. Dalam waktu dekat, pada 10 Agustus mendatang, ia akan menggelar fashion show tunggal di Yogyakarta. Sebanyak 57 koleksi kebaya modern kasual miliknya telah dipersiapkan dengan matang. Tidak hanya itu, ia juga akan mengkolaborasikan karya-karyanya dengan konsep kekayaan budaya Wonosobo, salah satunya kesenian Lengger.

Kukuh berbagi cerita tentang perjalanan kariernya dalam dunia fashion. Keahliannya dalam merancang busana ia dapatkan secara otodidak, tanpa pernah mengenyam pendidikan formal di bidang fashion. Ia memulai kariernya dengan bekerja di beberapa desainer, yang kemudian menjadi guru terbaiknya dalam belajar mendesain. "Saya adalah seorang desainer yang tidak bisa menggambar, karena tidak sekolah fashion. Jadi, saya membuat desain langsung di patung, membentuknya secara manual," ungkapnya.

Pada tahun 2009, Kukuh mulai berani membuat kebaya dengan namanya sendiri. Kecintaan pada budaya Jawa membuatnya bertekad mengangkat kebaya sebagai fashion yang lebih dikenal. "Kenapa memilih kebaya? Karena saya ingin menjadi orang Jawa yang tidak kehilangan Jawanya. Melestarikan budaya adalah hal yang penting," ujarnya.

Pada tahun 2014, lahirlah Kebaya Adhikari, yang kini telah memperoleh Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Karya ini terus melambungkan nama Kukuh hingga hari ini. Kukuh berharap kesuksesannya dapat memotivasi anak-anak muda Wonosobo yang memiliki bakat serupa. "Semoga nanti khusus daerah Wonosobo tidak hanya saya akan muncul Kukuh muda yang lain, saya terbuka untuk bisa belajar bersama," tandasnya.

 

Share this Post: