Wonosobonews.com - Kopi Wonosobo, yang dikenal dengan cita rasa khasnya, menyimpan potensi besar untuk bersaing di pasar lokal maupun internasional. Namun, upaya untuk memaksimalkan potensi ini terkendala oleh kurangnya kolaborasi di antara para pegiat kopi.
Plt. Bupati Wonosobo, Muhammad Albar, menyoroti masalah ini dalam acara Launching Double U Coffee pada Jumat, 22 November 2024. "Kopi Wonosobo itu luar biasa. Ada berbagai varian rasa, terutama Arabika dan Robusta, dengan perbedaan karakteristik yang sangat unik. Namun, saya belum melihat strategi yang dapat menyatukan para pegiat kopi di Wonosobo,” ungkapnya.
Ia menyayangkan adanya ego sektoral yang masih menjadi kendala utama dalam membangun kolaborasi di antara pelaku industri kopi lokal. Meski pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya, termasuk memfasilitasi pertemuan dan diskusi, hasil yang diharapkan belum terwujud.
"Sudah banyak pertemuan, diskusi, dan kegiatan lain yang dilakukan. Bahkan, saya sudah memfasilitasi mereka untuk membentuk koperasi sebagai wadah bersama. Namun, sampai hari ini koperasi itu belum juga terealisasi karena egosentris di antara mereka masih sangat tinggi," lanjut Albar.
Untuk mendukung pengembangan kopi Wonosobo, pemerintah telah membantu mempersiapkan pembentukan koperasi hingga proses legalitas di Kementerian Hukum dan HAM. Namun, langkah tersebut belum mendapat respons optimal dari para pegiat kopi.
Albar juga mengusulkan pengelompokan kopi Wonosobo berdasarkan wilayah penghasil, seperti Gunung Sindoro, Sumbing, Bismo, dan Pakuwojo, untuk memperkuat identitas dan branding produk. “Jika kopi Arabika dan Robusta Wonosobo bisa dikelompokkan berdasarkan wilayah gunung, kedepan kita bisa memperkuat identitas produk ini. Hal ini juga akan memudahkan pemasaran, baik di tingkat lokal maupun internasional,” paparnya.
Meski menghadapi hambatan, Albar tetap optimistis bahwa sinergi di antara para pelaku usaha kopi dapat terwujud. Ia berharap mereka dapat menyadari pentingnya kerja sama untuk membangun industri kopi yang lebih maju, sehingga mampu memberikan dampak signifikan bagi perekonomian daerah.
Kopi Wonosobo sendiri selama ini sudah dikenal sebagai salah satu produk unggulan daerah, dengan kualitas Arabika dan Robusta yang diakui. Cita rasanya yang khas menjadi daya tarik tersendiri yang tidak dimiliki kopi dari daerah lain.
Dengan potensi yang besar, Albar mengimbau para pegiat kopi untuk segera mengesampingkan perbedaan dan fokus membangun kerja sama yang solid. “Kopi Wonosobo sudah sangat bagus, tinggal bagaimana kita semua bersatu untuk menjadikannya lebih dikenal dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat,” tutupnya.
Langkah ini menjadi seruan penting agar kopi Wonosobo tidak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga dapat menembus pasar global dengan lebih terstruktur dan terkoordinasi.