Wonosobonews.com - Program percobaan pertanian, atau demonstration farm, yang dikelola oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah, memberikan dampak positif bagi petani tembakau di Kabupaten Temanggung dan Wonosobo.
Tri Istanto, seorang petani dari Desa Candisari, menjelaskan bahwa meskipun biaya tanam tidak turun, hasil panen mereka meningkat. Ia menekankan bahwa pola penanaman yang diperkenalkan oleh Distanbun melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) efektif dalam meningkatkan kualitas tembakau. "Terutama lebih di bibit dan pengolahan lahan. Itu yang terpenting dan petani selalu didampingi" ujarnya.
Pujo Suryanto, petani dari Wonosobo yang juga berpartisipasi dalam program ini, merasakan manfaat serupa. Ia menanam tembakau jenis Kemloko II dan Andong Wilis, dan berkat bimbingan PPL, ia berhasil menghasilkan tembakau berkualitas tinggi. Harga jualnya bervariasi, mulai dari Rp80.000 per kilogram untuk kualitas D, hingga lebih dari Rp100.000 untuk kualitas E dan F.
Program demonstration farm juga menekankan pentingnya pengolahan pascapanen tanpa gula. Banyak petani masih mencampurkan gula ke tembakau dengan keyakinan dapat meningkatkan kualitas dan harga jual. Namun, praktik ini justru menambah biaya pascapanen. Pujo menjelaskan bahwa pengolahan tanpa gula membawa keuntungan lebih. "Kami sudah menerapkan standar tembakau non gula, sehingga walaupun dijemur dengan angin, tanpa matahari, tetap bisa kering," katanya.
Ria Wati, PPL Desa Candisari, menyatakan bahwa program ini mulai mengurangi kebiasaan buruk di kalangan petani. "Sudah mulai berkurang, mereka sudah mulai ikut mengurangi gula. Tetapi harapannya petani, dengan kualitas yang bagus pembeliannya juga tetap bagus," ucapnya.
Ria juga mengakui tantangan yang dihadapi dalam menyebarluaskan praktik ini. Ia menyebut bahwa beberapa petani perlu melihat keberhasilan rekan-rekan mereka untuk mau menerapkan pola baru. Ria berharap program demonstration farm ini dapat berlanjut.
"Kami baru mengikuti program demonstration farm tahun ini, di Kecamatan Bansari baru pertama kali. Jadi kami harus mengubah pola pikir penggunaan bibit yang masih muda ke yang agak tua, jarak bibit, pokoknya pengolahan lahan dan lain sebagainya. Itu tidak bisa kami langsung penyuluhan. Dengan demonstration farm seluas 5 hektare ini diharapkan masyarakat bisa mengikuti nantinya," tambahnya.